minggu lalu pas nonton oprah i came across a new term (at least for me): transgender. penderitanya bisa as young as 2 years old loh, dimana si anak merasa badannya tidak sesuai dengan kepribadiannya. jadi ada anak laki2 yang ngerasa he should be a girl (and actually wanted his penis cut off!!), dan juga sebaliknya. dari cara ngomongnya sih, i'm sure it's a newly found disorder, tapi ternyata gua salah. enid blyton sudah lama menemukan gelagat tidak enak ini, dan dia menuangkannya dalam tokoh george alias georgina di lima sekawan. perhatiin deh dengan seksama. george pasti menderita transgender! gue yakin itu.

anyway, ini minggu yang melelahkan, dengan menghadiri 2 pemutaran film indonesia yang paling gress. dua2nya akan gua bahas di sini, makanya post kali ini kayaknya akan agak panjang, soalnya filmnya bagus2 sih. hehehe. emang agak lambat nge postnya, secara gua sakit berat dan sampe skarang belum sembuh juga. payah deh. eniwei, here goes.

1. GARASI, film terbarunya miles yang disutradarai agung sentausa. filmnya sih anak muda banget, dan bandung banget, kalo boleh gua bilang. bercerita tentang 3 musisi berbakat yang sepakat untuk bikin band. buat gue film ini cukup menjanjikan. bagus kok. ceritanya cukup bagus, walaupun di beberapa tempat adegannya ketebak banget ("pasti abis ini dia nongol deh", atau "wah, pasti deh cemburu trus ditonjok!"). lagu2nya sih asik banget dan walaupun sempet bikin bete ngedenger suara ayu ratna yang agak sengau2 tipikal grup band progressive rock yang sekarang lagi digandrungi. kenapa sih mereka gak bisa nyanyi dengan suara normal aja? heran deh. secara teknis film ini juga ok banget. gua acung jempol deh buat agung dan team. shot2nya yang unusual emang cocok banget buat nafas film yang kental dengan nuansa indie. art nya juga bagus banget (emang salah, tapi ngebandinginnya dengan film Kejar Jakarta sih..... :D ) dan gua salut dengan lokasi2 yang menurut gua memanjakan mata tapi tidak menurunkan nilai film. walaupun ada satu lokasi yang bikin gua heran aja, waktu ayu dan fedi jalan2 ninggalin aries di garasi, kok bisa ada tentara lagi latihan ya? memangnya orang awam bisa gitu seenaknya masuk kompleks tentara dengan gampang?

akting pendatang baru aries budiman dan ayu ratna juga gak terlalu jelek2 banget. yah, standard lah. tapi untungnya (atau malah sialnya?) akting fedi nuril juga gak dahsyat2 banget, jadi cukup imbang lah. yang gua suka adalah trio david tarigan, arie dagink dan desta yang membawa angin segar banget ke film ini. oh, dan favorit gua, anak culun yang mau beli kaset Benyamin S. gila, gua suka banget sama tuh anak. polos, innocent tapi gak berlebihan.

pendek kata, film ini akan jadi sangat bagus, tapiii sayangnya tidak didukung dengan dialog yang sesuai. filmnya udah ok, bandung banget, indie banget. lagu2nya progressive rock (is that what you call them?) yang notabene berirama keras dan teriak2. tapi kenapa dialognya (seperti yang dibilang sama ibu ini) ACI banget? aahhh.. sungguh disayangkan. mestinya mbak prima lebih berani dalam mengatur dialog sehingga terdengar lebih luwes. tapi terlepas dari itu, gua tetep salut sama film ini.

yang bikin miles punya nilai tambah di mata gua: semangat miles untuk menjadikan film sebuah industri. lihat betapa wartawan dimanjakan dengan isi goodie bag yang benar2 komplit dan digarap dengan serius. padahal selama ini promosi masih dianaktirikan oleh para sineas yang heboh pengen buat film. hebat, acung 8 jempol buat mbak miles buat usahanya. salut juga buat mas agung yang kebetulan baru ultah. situ emang oke.

2. 9 NAGA, film terbarunya rudy soedjarwo. aahh.. gimana ya. mungkin ini film yang paling highly anticipated selama beberapa bulan belakangan. entah karena yang nulis monty atau karena memang gaungnya yang terdengar lebih jelas daripada sumber suaranya sendiri. yang pasti, gua emang udah nunggu2 banget kemunculan film ini. premiere yang diadain di megaria juga membuat makin penasaran, kayak apa sih film ini nantinya? well, needless to say, monty emang patut berbangga hati. menurut gua film ini adalah karya terbaik seorang monty tiwa. udah gak usah gua bahas kali ya dialog2 catchy yang 'monty banget', karena emang disitulah kekuatan seorang monty.

filmnya bercerita tentang 3 orang pembunuh bayaran yang kemudian merasa ada jalan yang lebih baik daripada menjadi seorang pembunuh, baik dibayar maupun tidak. oh ya, jangan berharap akan menyaksikan banyak dar der dor yang gak perlu di film ini. film ini emang bukan film action picisan, tapi merupakan film drama yang menyikap pahit manisnya kehidupan 3 orang pembunuh bayaran. mungkin film ini juga bisa ditayangkan sebagai bagian dari program O channel yang mengupas pekerjaan2 unik di seputar Jakarta. filmnya sih gritty banget, tapi beda dengan mengejar matahari yang masih bernuansa terang dan lumayan ceria, film ini didominasi dengan nuansa gelap dan muram. kehidupan marwan pun tidak membuatnya murah senyum, walaupun sudah dikaruniai istri yang super baik dan anak yang lucu. memang sih ada beberapa adegan yang gua rasa agak tipikal, tapi itu berhasil ditutupi dengan kemarahan karakter adi (adik donny) yang - cukup dengan 1 kalimat pendek - berhasil membuat gua bersorak "IYAA!! BETUL!". di luar dugaan gua, karakter lenny yang diperankan fauzi baadilah bisa jadi penghibur di film ini, dengan keluguan dan kepolosan dia pada sisi lain kehidupan. pembunuh mana yang takut ngedeketin cewek yang dia suka?

secara teknis film ini emang beda banget dengan film2 indonesia kebanyakan. dengan gaya penyutradaraan rudy yang ngambil gaya teater kabuki, film ini jadi terasa lamaaaaaaa betul. tapi mungkin memang cocok, karena dengan begitu betul2 terasa betapa muram dan monotonnya kehidupan mereka. secara art film ini juga berhasil menyodorkan kehidupan sehari2 tanpa terlihat janggal dan dibuat2. dinding yang kosong dan kusam (tanpa merasa perlu ditempeli poster2 grup band ternama). kemuraman film juga makin terasa dengan aransemen andi rianto yang hanya menggunakan denting piano dan mengulang2 nada yang sama. beneran deh, denting nadanya terasa mengiris kulit sampai berdarah. adegan tembak menembak, bunuh membunuh dan tangis menangis juga terlihat wajar dan tidak berlebih. satu2nya kelemahan film ini adalah: terasa lamaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa banget. padahal cuma 100 menit-an loh.

mungkin film ini memang lebih cocok ditayangkan di ajang festival, karena buat pencinta film2 hollywood, film ini akan sangat mengecewakan dan terasa super boring. apalagi kalau dibandingkan dengan garasi yang lebih pop dan dinamis. cuma ada satu yang jadi pertanyaan gua: kalau karakter yang lebih berperan di film ini adalah lukman sardi (yang mainnya bagus, begitu juga dengan ajeng), kenapa di poster yang ada adalah tampang (dan udel)nya fauzi? ini membuat gua bisa mengambil kesimpulan 10 menit setelah film mulai: donny alamsyah dan lukman sardi akan mati, dan fauzi akan tetap hidup. haahaaa.. . scene stealer: perhatiin deh cowo yang jadi adiknya donny alamsyah. dengan muka manis dan bersih (beda banget dengan muka ketiga karakter utama yang sami mawon, semua jenggotan dan kumisan) dia berhasil mencuri perhatian penonton. bukan cuma mukanya aja, tapi aktingnya juga bagus. bahkan menurut gua, waktu dia berhadapan dengan lukman (saat adi akhirnya tau donny udah mati), akting dia lebih kuat daripada lukman. pendatang baru yang menjanjikan. hei hei siapa dia?

yang lebih menyenangkan dari premier 9naga adalah .. ini betul2 ajang yang menyenangkan (andaikan gua gak sakit!). semua orang ada di sana, bahkan sampai bisa ketemu temen lama yang udah bertahun2 gak ketemu, bisa ketemu lagi di situ. mengingat promosi yang hampir nol (gara2 udel fauzi yang dianggap tidak bermoral), mengejutkan juga melihat antusiasme masyarakat yang cukup tinggi terhadap film ini. mungkin akibat kontroversi juga ya. well, apapun penyebabnya, film ini emang sesuai dengan gaungnya. salut 9 jempol buat monty, rudy dkk. gak percuma udelnya fauzi di anggap tidak bermoral.

. Unknown . 12:42 PM